Hubungan 9 Buah Roh Kudus & 9 Karunia Roh
Buah Roh dan Karunia Roh sangat penting dalam kehidupan
orang percaya. Buah dan Karunia Roh Kudus untuk menolong kita dalam kehidupan
sehari-hari, bisnis, pekerjaan dan pelayanan untuk membentuk karakter kehidupan
kita menuju suatu kebaikan dan kesempurnaan dalam Kristus Yesus.
Apa
hubungannya 9 Buah Roh dan 9 Karunia Roh :
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Gal. 5:22-23). Sebab
kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat,
dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan
pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang
lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh
memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk
membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk
berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menafsirkan bahasa roh itu. (1 Kor. 12:8-10)
Setiap anak Tuhan memiliki buah roh juga karunia roh
dengan tujuan supaya ada satu keseimbangan dan keteraturan Illahi. Hikmat
membutuhkan kasih, pengetahuan membutuhkan sukacita, Iman membutuhkan damai
sejahtera, kesembuhan membutuhkan kesabaran, mujizat membutuhkan kemurahan,
bernubuat membutuhkan kebaikan, membedakan roh membutuhkan kesetiaan, bahasa
roh membutuhkan kelembutan, menafsirkan bahasa roh membutuhkan penguasaan diri.
Marilah kita sebagai anak-anak Tuhan terus meminta hikmat kepada Tuhan agar
buah roh dan karunia roh yang Tuhan sudah sediakan bagi kita dapat
diaplikasikan dalam hidup kita sehingga kita dapat memberikan hidup dan
pelayanan kita yang terbaik yang sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Maju
terus dan setia dalam Tuhan, hiduplah dalam keintiman bersama dengan Tuhan dan
Tuhan akan melimpahkan buah dan karunia roh Nya kepada kita untuk
memperlengkapi pekerjaan pelayanan untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus.
Tentang tujuh karunia Roh Kudus
a. Karunia takut akan Tuhan (fear of the Lord)
Ada ketakutan yang baik dan ada ketakutan yang tidak
baik. Ketakutan yang bersumber pada keduniaan atau penderitaan fisik di atas
segalanya tidaklah baik. Ketakutan seperti ini adalah ketakutan kehilangan
kenyamanan fisik dan kenikmatan dunia melebihi ketakutan akan kehilangan iman.
Ketakutan seperti ini bukanlah ketakutan yang baik, sebab bahkan dapat
membawanya kepada penderitaan abadi di neraka, sebab ia rela meninggalkan iman
akan Kristus yang sudah diketahuinya dapat membawanya kepada kehidupan kekal.
Namun demikian, ada ketakutan yang baik, yaitu takut akan Tuhan (fear of the Lord). Takut akan Tuhan
adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari
Tuhan untuk selamanya di neraka. Ketakutan seperti ini disebut “servile fear“. Ketakutan pada tahap
ini membantu seseorang untuk membawanya kepada pertobatan awal. Namun, bukankah
Rasul Yohanes mengatakan bahwa dalam kasih tidak ada ketakutan? (lih. 1Yoh
4:18) Ya, dengan bertumbuhnya iman, maka takut akan penghukuman Tuhan akan
berubah menjadi takut menyedihkan hati Tuhan, yang didasarkan atas kasih.
Inilah yang disebut takut karena kasih (filial fear),
seperti anak yang takut menyedihkan hati bapanya.
Karunia Roh Kudus ini menyadarkan bahwa satu-satunya
yang memisahkan seseorang dari Tuhan adalah dosa. Marilah kita menilik ke dalam
hati kita, sudahkah kita memiliki rasa takut akan Tuhan: sudahkah kita membenci
dosa, dan berusaha untuk menjauhinya.
b. Karunia keperkasaan (fortitude)
Kebajikan keperkasaan adalah keberanian untuk mengejar
yang baik dan tidak takut dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghalangi
tercapainya kebaikan tersebut. Karunia keperkasaan dari Roh Kudus adalah
keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan, bukan berdasarkan
pada kemampuan diri sendiri, namun bersandar pada kekuatan Tuhan. Dengan
kebajikan keperkasaan, kita dapat berkata seperti yang dikatakan oleh
Rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku.” (Flp 4:13). Sebab Allah memilih orang-orang yang bodoh,
yang lemah, agar kemuliaan Allah dapat semakin dinyatakan, dan agar tidak ada
orang yang bermegah di hadapan-Nya (lih. 1Kor 1:27-29). Orang yang dipenuhi
dengan karunia keperkasaan bukannya tidak pernah merasa takut, namun mereka
dapat mengatasi ketakutannya karena mereka percaya pada Allah yang dapat
melakukan segalanya.
c. Karunia kesalehan (piety)
Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang
membentuk hubungan kita dengan Allah seperti hubungan seorang anak dengan
bapanya; dan pada saat yang bersamaan, memben -tuk hubungan persaudaraan yang
baik dengan sesama. Karunia ini menyempurnakan kebajikan keadilan, yaitu
keadilan kepada Allah – yang diwujudkan dengan agama – dan keadilan kepada
sesama. Karunia kesalehan memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh
kasih, sama seperti seorang anak percaya kepada bapanya. Hal ini memungkinkan
karena kita telah menerima Roh yang menjadikan kita anak-anak Allah, sehingga
kita dapat berseru “Abba, Bapa!” (lih. Rom 8:15). Dengan hubungan kasih seperti
ini, seseorang dapat mengerjakan apa yang diminta oleh Allah dengan segera,
karena percaya bahwa Allah mengetahui yang terbaik.
d. Karunia nasihat (Counsel)
Mazmur 32:8 mengatakan, “Aku hendak mengajar dan
menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat,
mata-Ku tertuju kepadamu.” Allah menunjukkan jalan kepada kita melalui karunia
Roh Kudus-Nya, yaitu karunia nasihat. Karunia adi kodrati ini adalah karunia
yang memberikan petunjuk jalan mana yang harus ditempuh untuk dapat memberikan
kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan. Karunia nasihat menerangi kebajikan
kebijaksanaan (prudence), agar kita dapat
memutuskan dengan baik, pada waktu, tempat dan keadaan tertentu. Dengan
demikian, karunia nasihat senantiasa menerangi jalan orang- orang yang dengan
sungguh- sungguh mendengarkan Roh Kudus. Yang terpenting sehubungan dengan
karunia nasihat adalah kesediaan dan kerjasama kita dalam melaksanakan dorongan
Roh Kudus. Kita tidak boleh menempatkan penghalang sehingga Roh Kudus tidak
dapat bekerja secara bebas. Penghalang karunia Roh Kudus ini dapat berasal dari
diri kita sendiri, seperti keterikatan pada pertimbangan kita sendiri,
tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, dan juga kurangnya kerendahan hati.
e. Karunia pengenalan (knowledge)
Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada
seseorang untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan
Sang Pencipta. Dengan karunia pengenalan akan Allah, seseorang dapat memberikan
makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari, dengan mengangkatnya
ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan pengudusannya. Artinya, semua
pekerjaan, jika dilakukan dengan jujur, bersungguh-sungguh dan dengan motivasi
untuk mengasihi Allah, dapat menjadi cara bagi kita untuk bertumbuh dalam
kekudusan. Semua hal di dunia ini dapat dilihat dengan kaca mata Allah,
dan dihargai sebagaimana Allah menghargai tiap-tiap ciptaan-Nya itu.
f. Karunia pengertian (understanding)
Karunia pengertian adalah adalah karunia yang
memungkinkan seseorang untuk mengerti kedalaman misteri iman. Karunia
pengertian adalah seumpama sinar yang menerangi akal budi kita, sehingga kita
dapat mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman
seperti apakah yang harus kita percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga
dengan penuh pengharapan ia berkata, “Buatlah aku mengerti, maka aku akan
memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.” (Mzm
119:34). Karunia pengertian ini memberikan gambaran yang jelas akan tujuan
akhir kita yaitu Surga. Dengan karunia ini, kita dapat terdorong untuk
mengarahkan seluruh hidup kita ke Surga. Kita akan mengusahakan segala pikiran,
perkataan dan perbuatan kita agar selaras dengan kehendak dan perintah Tuhan.
Kita akan terdorong untuk terus mencari dan memahami apa yang menjadi
kehendak-Nya dalam hidup kita dan berjuang dengan sekuat tenaga untuk
melaksanakannya.
g. Karunia kebijaksanaan (wisdom)
Karunia kebijaksanaan adalah karunia yang memungkinkan
manusia untuk mengalami pengetahuan akan Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan Tuhan. Karunia kebijaksanaan ini berhubungan erat dengan kasih. Karunia
ini bukan hanya merupakan pengetahuan belaka, namun merupakan satu pengalaman
ilahi yang diperoleh melalui kasih. Roh Kudus mengisi jiwa orang- orang yang
sederhana dan penuh kasih dengan karunia ini, sehingga seolah-olah mereka
memakai kacamata ilahi dalam melihat segalanya. Seseorang dapat menjelaskan
tentang rasa buah durian dengan berbagai macam kata dan susunan kalimat. Namun,
tidak ada yang dapat menjelaskan dengan baik rasa buah durian selain dengan
mencobanya sendiri. Atau sama seperti seorang ibu yang mengenal anaknya bukan
dari buku, namun dari kasihnya kepada anaknya. Demikian juga, karunia ini akan
menjadi semakin nyata dalam kehidupan seseorang, sesuai dengan besarnya kasih
yang dinyatakan olehnya, kepada Tuhan. Santo Thomas Aquinas mengatakan bahwa
adalah lebih baik bagi kita untuk hanya mengenal sesuatu (ciptaan) yang
lebih rendah dari kita daripada mencintainya, tapi adalah lebih baik bagi kita
untuk mencintai sesuatu yang lebih tinggi dari kita daripada hanya mengenalnya[6]. Karena Tuhan lebih tinggi secara tak terbatas
daripada diri kita, maka adalah lebih baik kita untuk memperoleh pengetahuan
akan Tuhan dengan cara mengasihi-Nya secara tak terbatas. Dengan demikian,
seseorang dapat mengalami kemanisan akan Tuhan[7].
Karena karunia kebijaksanaan memungkinkan seseorang
melihat segala sesuatunya dari kacamata Tuhan, maka orang ini dapat menimbang
segala sesuatunya dengan tepat, mempunyai perspektif yang jelas akan kehidupan,
melihat segala yang terjadi dalam kehidupannya dengan baik tanpa adanya
kepahitan, dan dapat bersukacita di dalam penderitaan. Semua yang terjadi
dilihat secara jelas dalam kaitannya dengan Tuhan. Karunia ini memungkinkan
seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terfokus kepada
Tuhan. Karunia ini membuat seseorang dapat mencerminkan Kristus, seperti yang
dituliskan oleh Rasul Paulus, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan
dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari
Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam
kemuliaan yang semakin besar.” (1Kor 3:8)
5. Mempersiapkan diri menjelang Pentakosta
Ketujuh karunia Roh Kudus yang telah kita terima dalam
baptisan adalah karunia-karunia yang begitu penting dalam kehidupan kita untuk
mengemban misi yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, yang mengantar kita
kepada keselamatan. Oleh karena itu, di hari-hari menjelang Pentakosta kita
berdoa dan semakin memberikan kesempatan kepada Roh Kudus yang telah ada di
dalam hati kita untuk berkarya secara bebas, sehingga karunia-Nya akan semakin
nyata dalam kehidupan kita.
Semoga seluruh akal budi, keinginan dan perasaan kita
dikuasai dengan karunia Roh Kudus: kebijaksanaan, pengertian, pengenalan,
nasihat yang menyempurnakan akal budi; kesalehan yang menyempurnakan keinginan/
kehendak; dan keperkasaan dan takut akan Tuhan yang menyempurnakan indera.
Dengan demikian, kita dapat menuju kepada kesempurnaan hidup Kristiani,
yang dengan bebas menyediakan keseluruhan diri kita untuk mengemban misi yang
diberikan oleh Tuhan dalam kehidupan kita. Untuk itu, mari kita memohon kepada
Tuhan agar memberikan kepada kita kerendahan hati, dan agar kita dapat terus
bertumbuh dalam kasih, sehingga kita semakin dapat menanggapi inspirasi Roh
Kudus yang terjadi dalam kehidupan kita. Semoga kita semua mengalami Pentakosta
yang baru.
Kesembilan Buah Roh
Kekristenan mengajarkan umatNya untuk menjadi smart di
dunia Roh dan santun dalam tutur kata dan apik dalam bertingkah laku! Sikap
liar seorang yang bertobat terkadang malah menjadi-jadi mana kala ia tidak
dapat mempertahankan kehidupan imannya. Harus disadari kekristenan tidak dapat
diukur dari karunia-karunia supranatural yang diungkapkan oleh Alkitab sebab
kuasa kegelapanpun sanggup melakukannya. Kehidupan Kristen dapat diukur dengan
buah-buah Roh yang terjadi dalam kehidupan seseorang. Paulus mengungkapnya
dalam Galatia 5:22,23: Kasih, Sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan (iman), kelemah lembutan, penguasaan diri.
Kesembilan buah Roh ini yang merupakan aspek-aspek dari
karakter Allah yangg harus dibentuk didalam dalam kehidupan orang percaya dan
buah-buah roh ini harus dibedakan dengan kesembilan karunia Roh Kudus. Antara
karunia dan buah roh adalah dua sisi yang berbeda yang ada dilingkungan
anak-anak Tuhan. Harus dicermati bahwa buah roh adalah kebutuhan vital setiap
hati yang harus dikonsumsi anak-anak Tuhan sementara karunia roh adalah bonus
istimewa yang diberikan Allah kepada orang percaya!
Keseimbangan Antara Karunia dan Buah Roh
Yesus sendiri mengajarkan bahwa berbagai macam karunia
tidak bisa menjamin orang dapat dikenal dan berkenan kepada Allah! Dengan tegas
Yesus mengatakan bahwa :,Bukan setiap orang yg berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan!
Akan masuk kedalam kerajaan, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang
di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan,buklankah kami bernubuat demi namaMu,dan mengusir setan demi namaMu,dan
mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga ? Pada waktu itu Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata : Aku tidak pernah mengenal kamu [ Aku tdk
pernah mempunyai hubungan yg intim dgn kamu] Enyahlah dari pada-Ku kamu
sekalian pembuat kejahatan ! (Mat 7:21-23).
Peringatan tegas ditujukan kepada mereka yang
keranjingan akan berbagai macam karunia. Kata bernubuat itu sinkron dengan
berkotbah yang dalam bahasa Yunaninya adalah propheteuo yang memiliki arti
foretell events, divine, speak under inspiration, dapat diartikan bahwa
bernubuat itu berbicara dibawah pewahyuan. Kotbah terbaik bukan merupakan
jaminan mereka adalah miliki kesayangan Tuhan sendiri sebab terbukti dalam
akhir peristiwa mereka ditolak oleh Tuhan sendiri.
Kata Mengusir setan dalam bahasa Yunaninya adalah
ek-bal’-lo daimonion, dapat diartikan menolak, mengusir dan memerintahkan!
Harus disadari bahwa Yesus sendiri mengusir setan dalam pelayanannya namun
Kristus sendiri tidak menekankan setan centris dalam pelayanannya. Mereka yang
menganggap pakar mengusir setan harus berpikir dua kali bahwa itupun bukan
jaminan masuk dalam kemuliaan sorga kekal!
Penolakan Yesus yang terakhir adalah Mengadakan banyak
mujizat yang diambil dari kata daimonion yang berarti sebuah perpanjangan dari
dewa, Ini dapat diartikan juga sebagai works of power King James Version
menterjemahkan dengan Devil, god. Yesus sendiri memperingatkan bahwa : Sebab
Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan
tanda-tanda dan mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan
orang-orang pilihan. ( Mark 13:22). Jika orang pilihan saja bisa disesatkan itu
berarti betapa rapuhnya anak-anak Tuhan yang hanya keranjingan akan berbagai
macam mujizat!
Bila seseorang berjalan didalam area karunia Roh maka
ia harus mengantisipasi jangan sampai tidak didapati buah-buah roh! Sebab
merupakan suatu malapetaka yang besar diakhir pelayannya akan ditolak oleh
Tuhan secara terus terang enyahlah kamu pembuat kejahatan. Itu berati Karunia
Roh tanpa buah roh adalah suatu kejahatan yang tidak akan bisa ditolerir oleh
Tuhan sendiri! Perlu adanya keseimbangan keduanya!
Sembilan Tanaman yg Paralel dgn Buah-buah Roh,
Kidung Agung menyiratkan akan sinkronisasi pohon-pohon
yang disebutkan dalam Kidung Agung 4:12 dengan apa yang diungkapkan oleh Paulus
dalam Galatia 5:22,23 sekaligus pohon yang diungkapkan dalam Kidung Agung
merupakan simbol dari buah roh yaitu :
Kasih disejajarkan dengan pohon delima
Sukacita disejajarkan dengan pohon pacar
Damai disejajarkan dengan Narwastu
Kesabaran disejajarkan dengan kunyit
Kemurahan disejajarkan dengan pohon tebu
Kebaikan disejajarkan dengan kayu manis
Kesetiaan disejajarkan dengan kemenyan
Kelemh lembutan disejajarkn dengan Mur
Penguasaan diri disejajarkan dengan gaharu.
Untuk memahami pengertian akan buah-buah roh maka
definisanya adalah sebagai berikut :
1. Kasih
Kasih adalah suatu komitmen yang didasarkan tidak atas
perasaan! Buah kasih akan mengalir bila tumbuhan itu sudah tampak dewasa.
Karena itu kasih dimulai didalam kehendak atau roh. Kemudian mengalir kedalam
jiwa yang bermuatan emosi-emosi kita. Pada akhirnya kasih itu diekspresikan
oleh berbagai perbuatan lahiriah dalam bentuk yang sangat positif sebagai
ungkapan dari karakter, sifat dan perbuatan Allah sendiri (1 Yoh 4:8,16). Kasih
yg dimaksud dalam hal ini adalah Agape yaitu kasih yg ilahi (bdk Yoh 3:16).
Karena ada tiga jenis kasih lain yg jauh lebih fana sifatnya dan mudah
terbakar/rusak yaitu: Eros, storge dan philo. Kasih sejati itu dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu :
Cinta kepada Allah
Cinta kepada sesama
Cinta kepada musuh musuh.
Semuanya itu terangkum didlm Dua hukum yg Utama
(kesimpulan dari 10 hukum Taurat).
2. Sukacita
Kebahagian yang dimaksud bukan berasal dari dunia ini
merupakan hasil dari keintiman dengan Tuhan sendiri sebagai submer dari
sukacata tersebut ( Maz 16:11;42:4). Perlu dibedakan antara bergirang
(rejoicing) dan sukacita (joy). Kegirangan merupakan manifestasi dari sikap
hati sementara sukacita merupakan produk dari Roh Kudus. Pemazmur mengatakan
bahwa sukacita itu ditemukan dalam kebenaran (Maz 45:8). Dalam segala keadaan
setiap orang patut bersukacita karena itu yang dikehendaki oleh Allah sendiri
(Filipi 4:4)
3. Damai Sejahtera,
Damai sejahtera adalah sesuatu yang dirindukan oleh
umat dibelahan bumi manapun juga nilainya dihargai lebih dari apapun juga.
Namun damai sejahtera shalom yang sejati datangnya dari Allah sebagai sumbernya
( Yoh 14:27; Yes 26:12; Mat 10:12-13 dan Roma 16:20). Dalam bahasa Yunani dan
Ibrani arti damai sejahtera itu adalah kelengkapan dan kepenuhan hidup.Yesaya
dengan tegas menjelaskan bahwa :
Untk mendapatkannya haruslah dgn hati yg teguh
sebagaimana dikatakan pada Yes.26:3. Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai
sejahtera, sebab kepadaMulah ia percaya.
4. Kesabaran
Dalam King James Version kesabaran disebutkan
longsuffering secara harafiah artinyamenderita dalam waktu yang sangat lama.
Merupakan penerimaan yang kudus terhadap penderitaan yang timbul karena
perbuatan orang lain terhadap kita. Kesabaran adalah salah satu atribut Allah
(Kel 34:6; Mzm 86:15). Alkitab sendiri memberikan contoh ideal tentang
kesabaran ini didalam diri Paulus. Dapat dibandingkan ketika Saulus belum
bertobat dan dipenuhi Roh Kudus dia adalah orang keji dan sadis yang jauh dari
kesabaran. Setelah pertobatannya dan dibaptis Roh Kudus Paulus memiliki
kesabaran tingkat tinggi sehinga ia mendapat predikat sebagai Rasul Kristus!
5. Kemurahan
Arti kata kemurahan berasa dari kata Yunani chrestote
s istilah ini digunakan untuk anggur yang sangat baik,
enak rasanya dan dapat mengalir sangat menyenangkan melalui tenggorokan yang
meminumnya. Dalam bahasa Ibrani Kemurahan berasal dari kata checed diterjemahkan
sebagai kebaikan dan kasih setia (Mzm 63:4; Mzm 107:42-43).
6. Kebaikan
Kebaikan dapat didefinisikan sebagai suatu ketidak
mampuan berbuat kejahatan. Kemuliaan Allah yang merupakan karakter dasar Allah
(Kel 34:6 ;Ibr 1:3),. Seorang yang baik melakukan apa yg benar, tanpa
mempedulikan reaksi orang lain, karena kebaikan sebenarnya tidak mengenal
kompromi.
7. Kesetiaan
Alkitab King James menterjemahkannya sebagai iman dan
kedua kata ini terkait sangat rumit. Kesetiaan adalah produk dari iman dan iman
adalah percaya serta yakin akan kesetiaan Allah dan setia adalah julukan yang
diberi kepada Tuhan Yesus (Why 19: 11). Kesetiaan artinya tidak berkianat,
tetap menjunjung tinggi tugas dan kepercayaan yang diberi dan melaksanakan
bagaimanapun sukarnya, sekalipun harus mengorbankan nyawanya.
8. Kelemah lembutan
Kelemah lembutan nilai dari karakter ini sangat
berharga dimata Tuhan ( 1 Pet. 3:4) dan ini merupakan satu kekuatan yg
terkendali sangat baik. Tuhan Yesus adalah manusia yang paling lemah-lembut
didunia dan sepanjang zaman. Jadi ingat lemah-lembut tidak sama artinya degan
kelemahan, Karena Tuhan Yesus adalah manusia yg sangat paling kuat sepanjang
zaman.
9. Penguasaan diri
Penguasaan diri ini diambil dari bahasa Yunani yang
berarti penguasaan diri atas keinginan-keinginan dan kecintaan atas
kesenangan-kesenangan. Ini berlaku untuk setiap bidang kehidupan kita. Karakter
ini adalah kemampuan untuk mengendalikan diri oleh Roh yang tidak mungkin
dihasilkan oleh usaha kita sendiri.
Dari buah yang dikerjakan oleh Roh Kudus tersebut buah
penguasaan diri sebagai bungkus dari keseluruhan buah yang ada tanpa penguasaan
diri maka semuanya akan mengalami kehancuran. Ibarat sebuah gelas bila gelasnya
pecah maka isi yang ada didalamnya akan tumpah! Bila seseorang tidak bisa
menguasai diri dan emosinya meledak-ledak dan membunuh seseorang dan kemudian
urusan Polisi masuk penjara maka kasih, sukacita dan damainya akan hilang dalam
waktu yang singkat. Semua buah roh adalah penting namun penguasaan diri harus
terus diamati dan dijaga agar terus eksis ditengah-tengah kehidupan orang
percaya!
Buah roh merupakan standar utama dalam mengamati
kehidupan orang percaya! Orang percaya tidak harus hanya dalam berbagai macam
karunia saja akan menjadikan seorang hamba Tuhan akan menjadi dukun dan membawa
seluruh jemaat kepada pengultusan dirinya. Orang percaya dan khususnya hamba
Tuhan harus juga bertumbuh dalam pengenalan akan kebenaran Tuhan. Melalui
kebenaran maka seseorang akan dibebaskan dari berbagai macam kesalah sebab
firman itu merupakan cermin yang menjadi tolok ukurnya!
Seseorang harus bertumbuh dalam karakternya Yesus
Kristus. Ketika Yesus berkata belajarlah daripadaKu (Mat 11:29) maka ia
melanjutkan dengan aku lemah lembut dan rendah hati. Ini berarti Yesus ingin
menunjukkan agar setiap muridNya belajar buah roh seperti yang diungkapkan oleh
Paulus dalam Galatia 5:22,23. Bila seseorang memiliki kehidupan yang dilingkupi
selalu dengan buah maka ia tidak akan mengalami berbagai macam kesulitan karena
tidak ada hukum dunia ini yang bertentangan dengan buah roh!
I KORINTUS 12 : 7 - 11
7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan ROH untuk
kepentingan bersama. 8 Sebab kepada yang seorang ROH memberikan
karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama
memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. 9 Kepada yang
seorang ROH yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain IA memberikan
karunia untuk menyembuhkan. 10 Kepada yang seorang Roh memberikan
kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain IA memberikan karunia
untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi IA memberikan karunia untuk
membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang IA memberikan karunia untuk
berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain IA memberikan karunia untuk
menafsirkan bahasa roh itu. 11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh
Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang
secara khusus, seperti yang dikehendaki-NYA.
Setiap orang yang percaya dan bertekun dalam beribadah
kepada TUHAN, maka IA mengaruniakan ROH-NYA yang Kudus di dalam diri kita
masing-masing. Namun yang perlu kita perhatikan adalah karunia yang diberikan
itu harus digunakan untuk kepentingan bersama. Jadi untuk menguji apakah kita
sudah menerima karunia Roh atau belum adalah dengan cara "Sudahkah kita
menjadi berkat bagi banyak orang?" Tetapi apabila kita mengaku bahwa kita
sudah menerima ROH KUDUS namun pada kehidupan sehari-hari masih sering
merugikan orang lain, maka hal tersebut harus dipertanyakan.
Ayat 11 menjelaskan bahwa yang memiliki hak untuk
memberikan karunia itu hanyalah ROH KUDUS atau ALLAH sendiri. Dengan kata lain
kita tidak bisa menentukan seberapa banyak dan karunia apa yang ingin kita
miliki, sebab yang punya otoritas penuh adalah TUHAN. Jadi ROH KUDUS bukanlah
suatu Pribadi yang bisa kita perintah seenaknya sesuai dengan keinginan kita.
Dalam memberikan karunia, ROH KUDUS akan melakukannya sesuai dengan
kehendak-NYA.
Dari sembilan karunia tersebut, minimal orang beriman
pasti mempunyai satu karunia. Karunia yang mana? Sesuai dengan kehendak ROH
KUDUS. Tetapi seringkali kita mendengar, bahwa seseorang baru bisa dikatakan
telah dibaptis oleh ROH, apabila ia bisa berbahasa Roh. Jadi jika tidak dapat
berbahasa Roh, maka orang tersebut belum dibaptis oleh Roh. Pendapat seperti
itu adalah pendapat yang keliru, sebab kita harus ingat bahwa bahasa Roh itu
adalah salah satu dari kesembilan karunia yang ada. TUHAN bersedia memberi
karunia kepada kita itu terserah kepada kehendak ROH KUDUS. Dengan kata lain, kita
tidak bisa memilih dan memaksa TUHAN untuk memberikan karunia yang di
kehendaki. Jadi kalau kita berkata bahwa "kamu baru dapat dikatakan sudah
penuh ROH KUDUS kalau sudah dapat berbahasa Roh" ini berarti kita sedang
memaksakan kehendak manusia. Itu bukan kehendak ALLAH. Bahasa Roh bukan
merupakan suatu tanda pengenal bahwa seseorang telah dipenuhi ROH KUDUS atau
belum. Selain itu, karunia ini paling sering dipalsukan oleh banyak orang,
sehingga mengakibatkan banyak orang yang disesatkan.
1 KORINTUS 14 : 12
12 Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh
karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha
mempergunakannya untuk membangun Jemaat.
Salah satu ciri dari karunia ROH KUDUS adalah
bermanfaat untuk membangun jemaat. Selain itu kita juga harus ingat bahwa
namanya karunia adalah pemberian dari TUHAN yang diberikan kepada setiap orang
percaya sesuai dengan kehendak-NYA. Oleh karena itu terimalah karunia TUHAN
dengan penuh ucapan syukur dan memanfaatkannya untuk membangun jemaat.
1 KORINTUS 12 : 29 - 30
29 Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah
mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, 30 atau
untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk
menafsirkan bahasa roh?
Dalam menjelaskan karunia ROH, Paulus membahasnya lebih
dari satu pasal. Mengapa? Karena karunia ROH sangat rentan untuk dipalsukan
oleh orang-orang yang hendak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri dan untuk
membuat jemaat menjadi bingung. Contohnya adalah bahasa ROH. Bahkan dengan
jelas pada ayat di atas bahwa di dalam gereja memiliki fungsinya masing-masing.
Salah satu contohnya adalah dalam suatu ibadah di gereja tidak mungkin semuanya
menyampaikan Firman (Pendeta), kalau demikian siapa yang akan mendengarkan
Firman? Nah dari ayat ini membuktikan bahwa bahasa ROH bukanlah satu-satunya
karunia yang diberikan oleh TUHAN. Sebab bisa saja orang yang satu dapat
berbahasa ROH karena memang dia diberikan karunia itu, tetapi ia tidak memiliki
karunia mujizat karena memang bukan karunia itu yang TUHAN berikan baginya.
Seperti sudah disinggung di atas bahwa ciri dari
karunia dari TUHAN adalah untuk membangun dan saling melengkapi, maka dalam
Perjanjian Lama TUHAN memberikan contoh tentang karunia yang satu bekerja sama
dengan karunia yang lain untuk menyatakan kemuliaan ALLAH.
2 RAJA-RAJA 5 : 3 - 4
3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku
menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan
dia dari penyakitnya." 4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan
kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari
negeri Israel itu."
Hamba perempuan yang menyampaikan berita keselamatan
kepada Naaman ini adalah gambaran tentang kita sebagai anak-anak TUHAN yang
telah dipenuhi oleh ROH KUDUS. Gadis itu memiliki karunia yang nyata yaitu
karunia iman dan berkata-kata dalam hikmat, namun ia tidak memiliki karunia
kesembuhan. Karunia berkata-kata dalam hikmat ini adalah suatu karunia yang
memampukan seseorang berkata-kata dengan kuasa. Sebab siapakah gadis yang
memberikan nasehat kepada Naaman? Dia hanya seorang budak, sedangkan Naaman
adalah seorang jendral dan majikan dari si gadis tersebut. Kalau bukan karena
karunia berkata-kata dalam hikmat, mana mungkin Naaman mau mendengarkan apa
yang dikatakan si gadis tersebut. Kemudian karunia iman yang dimiliki oleh
gadis itu terlihat dengan jelas ketika ia memberikan nasehat kepada Naaman,
sehingga imannya itu tertransfer kepada Naaman.
Kedua karunia yang dimiliki hamba perempuan ini bekerja
dengan sangat baik dengan karunia yang dimiliki oleh Elisa, yakni karunia
kesembuhan. Jadi karunia yang dimiliki baik oleh Elisa maupun hamba perempuan
Naaman bisa menjadi berkat bagi Naaman. Inilah yang dikehendaki oleh TUHAN,
yaitu untuk melengkapi dan memberkati jemaat.
KEJADIAN 50 : 20
20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi
ALLAH telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti
yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Jika kita menelusuri kisah kehidupan Yusuf yang dijual
oleh saudara-saudaranya hingga menjadi Perdana Menteri Mesir, maka kita akan
tahu bahwa karunia yang sangat menonjol yang diberikan ROH KUDUS kepada Yusuf
adalah karunia untuk berkata-kata dengan hikmat dan dengan pengetahuan. Dengan
karunia hikmat ia dapat menafsirkan mimpi juru minuman dan juru roti raja.
Yusuf juga dapat menafsirkan mimpi raja Firaun yang berarti akan ada tujuh
tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan bagi negeri Mesir.
Untuk melengkapi karunia pertama, TUHAN memberikan
karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Dengan karunia ini dapat memberikan
jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi Firaun dalam menghadapi bahaya
kelaparan seperti arti tafsir mimpinya. Hanya dengan karunia hikmat, Yusuf
tidak dapat menolong mencegah bahaya kelaparan. Tetapi karunia hikmat yang
dilengkapi dengan karunia berkata-kata dengan pengetahuan akan mendatangkan
manfaat. Namun jika kita cermati, Yusuf tidak memiliki karunia iman yang
menonjol. Terbukti tidak ada ayat yang menjelaskan orang Mesir yang bertobat
pada masa itu. Sebab memang Yusuf diutus TUHAN untuk menyelamatkan satu bangsa
yang besar dari bencana kelaparan.
Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa dalam memberikan
karunia, TUHAN mengetahui karunia apa yang dibutuhkan oleh setiap orang. Ada
yang membutuhkan satu karunia, dua karunia atau bahkan tiga karunia. Kalau
TUHAN yang memberikan karunia, maka hasil yang diperoleh akan maksimal. Jadi
sekali lagi saya ingatkan bahwa jangan pernah kita berpatokan kepada karunia
untuk mengukur bahwa seseorang dipenuhi oleh ROH KUDUS atau tidak.
YAKOBUS 3 : 12
12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah
zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata
air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
Sekarang kita akan membedakan antara karunia dengan
buah ROH. Buah ROH merupakan identitas atau ukuran yang dapat digunakan untuk
mengukur apakah seseorang telah dipenuhi oleh ROH KUDUS. Dengan kata lain kalau
seseorang yang dipenuhi oleh ROH KUDUS, maka dengan sendirinya orang tersebut
akan menghasilkan buah ROH di dalam kehidupannya.
GALATIA 5 : 22 - 23
22 Tetapi buah ROH ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Jika kita membaca dalam Alkitab bahasa Inggris, kata "but the fruit of the Spirit 'is'
..." bukan "are".
Jadi memiliki pengertian bahwa buah ROH merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Artinya jika salah satu karakter dari buah ROH ini dicopot,
maka bukan buah lagi. Jadi dari kesembilan karakteristik ini harus dimiliki
oleh setiap anak-anak TUHAN. Pada kenyataannya memang sangatlah sulit untuk
memiliki kesembilan karakter dari buah ROH ini, sehingga jarang orang yang
menekankan pengajarannya pada buah ROH.
GALATIA 5 : 19 - 21
19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, 20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri
hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu
kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa
melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan
ALLAH
Dalam ayat 19 disebutkan macam-macam atau karakteristik
buah dari kedagingan yang berlawanan dengan buah ROH. Selain itu buah
kedagingan tidak mendapatkan bagian dalam kerajaan Surga sehingga antara buah
ROH dan perbuatan daging tidak bisa share satu sama
lain. Mengapa? Karena sangat berbeda dan berlawanan. Sehingga tidak ada orang
yang dapat mengatakan: "saya punya sejahtera tetapi saya punya
kedengkian". Jika dia punya sejahtera, pasti orang tersebut memiliki
kedamaian dan tidak ada dengki di dalam hatinya. Jadi jika ingin melihat apakah
seseorang atau bahkan diri kita dipenuhi oleh ROH atau tidak, dapat dilihat
dari keseluruhan buah ROH yang tidak dapat dipisahkan tersebut.
Sebagai contoh: saya sebagai hamba TUHAN yang sedang
menyampaikan Firman TUHAN pada saat ini tentunya harus mengenakan pakaian yang
lengkap dan rapi. Tapi coba saudara bayangkan apabila saat ini saya mengenakan
jas yang sangat rapi dan memang jemaat melihatnya demikian. Tetapi setelah
selesai menyampaikan Firman kemudian saya turun dari mimbar, ternyata saudara
melihat saya mengenakan celana badut yang dipadukan dengan jas yang rapi tadi.
Bagaimana respon saudara? Saya pasti akan menjadi bahan tertawaan yang sangat
buruk.
Begitu juga dengan kehidupan kita sehari-hari. Apabila
kita mengatakan bahwa "saya telah dipenuhi oleh ROH", tetapi di sisi
lain masih ada perbuatan kita yang masih bersifat kedagingan, maka kita seperti
orang yang mengenakan pakaian resmi dipadukan dengan pakaian badut. Kita akan
menjadi tertawaan orang lain. Karena apa yang dikatakan tidak cocok dengan apa
yang dilakukan. Apabila kita sering melihat orang yang sepertinya telah
dipenuhi oleh ROH KUDUS, jangan pernah sampai terkecoh. Kita harus melihat
terlebih dahulu buah yang dihasilkan dari orang tersebut. Sebab banyak orang
yang seolah-olah memiliki karunia ROH yang hebat (contohnya berbahasa roh
dengan lancar dan panjang) sehingga dapat mengecoh orang lain. Misalnya kita
melihat seorang bisnisman yang berdoa makan dengan suara nyaring bahkan
sesekali "berbahasa roh", kemudian kita langsung berpikir: "wah
orang ini rohaninya hebat sekali. Kalau saya berbisnis dengan dia, pasti akan
dapat untung yang besar." Belum tentu seperti itu; kita harus terlebih
dahulu melihat buah ROH dalam hidupnya.
Jadi kalau demikian mana yang lebih penting: Karunia
ROH atau buah ROH? Kedua-duanya penting. Namun harus kita perhatikan
langkah-langkahnya. Seseorang yang dipenuhi oleh ROH KUDUS, maka dalam
kehidupannya akan menghasilkan buah ROH. Setelah hidupnya dipenuhi ROH KUDUS
yang nyata dari buah ROH, maka ALLAH akan memberikan karunia ROH. Dengan kata
lain seseorang baru akan memiliki karunia ROH kalau dia sudah dipenuhi ROH
KUDUS (menghasilkan buah ROH).
1 KORINTUS 14 : 1
1 Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh
karunia-karunia ROH, terutama karunia untuk bernubuat.
Dalam ayat ini jelas dikatakan kepada kita untuk
mengejar kasih. Sedangkan kasih adalah salah satu karakter dari buah Roh yang
disebutkan dan mendapatkan posisi paling pertama dan utama. Mengapa demikian?
Tanpa kasih, karakter buah ROH yang lainnya tidak akan muncul. Kalaupun nampak
kedelapan karakter buah ROH lainnya, itu hanya semu saja. Pasti suatu saat akan
tampak kepalsuannya. Jika demikian, bagaimana supaya kita memiliki kasih? Ingat
Firman yang mengatakan: "ALLAH adalah Kasih", dengan kata lain Kasih
itu adalah YESUS sebab kasih-NYA tidak pernah berkesudahan. Buktinya adalah
ketika DIA naik ke atas kayu salib untuk disalibkan memberikan nyawa-NYA untuk
kita.
Jadi jika kita memiliki YESUS yang adalah kasih dan
Firman yang menjadi manusia, maka kita telah dipenuhi oleh ROH KUDUS sehingga
karakter buah Roh yang lainnya akan kita miliki secara utuh di dalam hidup
kita. Dengan menerima dan menyimpan Firman di dalam hati, maka akan terjadi
sesuatu yang besar terjadi dalam hidup kita, sebab Firman pasti menghasilkan
sesuatu yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain.
Sebuah kisah di suatu tempat di Filipina. Ada seorang
Kristen yang memiliki restoran kecil. Ia memasak sendiri masakan yang
dijualnya, bahkan ia juga melayani tamu-tamunya. Ia memiliki seorang langganan
yang bekerja sebagai instruktur militer dan berperawakan cukup menyeramkan.
Namun langganan yang satu ini cukup istimewa karena setiap makan di restoran
tersebut ia tidak mau membayar apa yang dimakannya. Jadi setiap langganan ini
datang ke restorannya si pemilik yang adalah orang Kristen ini sudah mengetahui
kebiasaan orang tersebut dan yang bisa dia lakukan hanyalah "mengelus
dada".
Tetapi ia selalu melayaninya (menghidangkan apa yang
dipesan) dengan rasa takut. Hal ini sering kali terjadi dan berulang-ulang.
Suatu ketika, si instruktur militer ini bertobat dan mengikut TUHAN dengan
sungguh-sungguh, sehingga dalam hidupnya muncul buah ROH. Lalu pada kesempatan
yang lain, si instruktur ini makan kembali di restoran tersebut, kemudian
setelah selesai makan ia memanggil pelayan dan ia berkata: "mulai hari ini
saya akan membayar makanan yang saya pesan di restoran ini".
Tak ayal, si pelayan yang adalah pemilik restoran
tersebut menjadi terkejut. Dengan hati yang penasaran, iapun menanyakan
penyebab berubahnya si pelanggan yang satu ini. Kemudian ia menjawab dengan
penuh kasih kepada pelayan restoran tersebut demikian: "saya telah
menerima YESUS, dan saya ingin berubah. Karena itu saya berjanji untuk tidak
berlaku kasar, dapat menguasai diri. Karena itu mulai hari ini saya mau
membayar apa yang saya makan".
Mendengar perkataan pelanggannya itu si pelayan yang
adalah orang Kristen (tapi masih Kristen daging) menjadi terharu dan menangis.
Kemudian iapun berkata: "kalau begitu saya juga mau berubah seperti
Anda". Dengan penuh pertanyaan di pikirannya maka si instruktur militer
ini pun balik bertanya: "Bukankah selama ini kamu sudah menerima YESUS di
hatimu?" lalu jawabnya: "Saya mau berubah untuk tidak membenci Bapak
lagi. Saya berjanji tidak akan lagi meludahi masakan sebelum saya hidangkan
untuk Bapak."
Dari cerita ini kita bisa mengambil suatu pelajaran
bahwa buah ROH yang dihasilkan karena seseorang dipenuhi oleh ROH KUDUS, buah
yang dihasilkannya akan dapat dilihat dan dinikmati oleh orang lain sehingga
bermanfaat untuk merubah hidup orang lain yang melihat dan merasakannya. Dengan
memiliki kasih (YESUS) maka akan membuahkan sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kelemahlembutan, kesetiaan, dan penguasaan diri
di dalam kehidupan kita. Amin.
Artikel Penuntun - KARUNIA-KARUNIA ROHANI BAGI ORANG
PERCAYA
Ayat: "Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan
penyataan Roh untuk kepentingan bersama."
PANDANGAN UMUM.
Roh Kudus dinyatakan melalui bermacam-macam karunia
rohani yang diberikan kepada orang percaya (1Kor 12:7).
Penyataan Roh ini dimaksudkan untuk pembangunan dan pengudusan jemaat (1Kor 12:7;
Karunia rohani ini tidak sama dengan karunia-karunia
dan pelayanan-pelayanan yang disebut dalam Rom 12:6-8 dan
Ef 4:11, di
mana seorang percaya menerima kuasa dan kesanggupan untuk melayani dalam suatu
cara yang lebih permanen dalam gereja. Daftar yang terdapat di 1Kor 12:8-10
belum tentu lengkap, dan karunia-karunia itu dapat terjadi dalam kombinasi yang
beraneka ragam.
1) Penyataan Roh itu dikaruniakan sesuai dengan
kehendak Roh (1Kor 12:11)
ketika kebutuhan timbul dan sesuai dengan keinginan yang sungguh- sungguh dari
orang percaya (1Kor 12:31; 14:1).
2) Beberapa karunia bisa dimanifestasikan melalui
seseorang secara tetap. Orang percaya juga dapat memiliki lebih dari satu
karunia untuk melayani kebutuhan yang khusus. Orang percaya harus merindukan
berbagai "karunia", bukannya satu karunia saja (1Kor 12:31; 14:1).
3) Tidaklah alkitabiah dan bijaksana untuk menganggap
bahwa karena seorang menjalankan suatu karunia yang menakjubkan, maka orang itu
lebih rohani daripada orang yang memiliki karunia yang kurang menakjubkan.
Apalagi, hal memiliki suatu karunia tidaklah berarti bahwa Allah merestui
segala sesuatu yang dilakukan atau diajarkan oleh orang itu. Karunia rohani
tidak boleh dikacaukan dengan buah Roh, yang berhubungan lebih langsung dengan
sifat dan pengudusan orang Kristen (Gal 5:22-23).
4) Penyataan Roh melalui karunia-karunia dapat ditiru
oleh Iblis maupun oleh pelayan yang palsu yang menyamar sebagai hamba Kristus (Mat 7:21-23; 24:11,24; 2Kor 11:13-15;
2Tes 2:8-10).
Orang percaya tidak boleh mempercayai setiap penyataan rohani, tetapi harus
"ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak
nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia" (1Yoh 4:1; bd. 1Tes 5:20-21;)
(lih. art. KRITERIA UNTUK BAPTISAN YANG SEJATI DALAM ROH).
KARUNIA-KARUNIA PRIBADI.
Dalam 1Kor 12:8-10,
Paulus mendaftarkan beraneka macam karunia yang diberikan Roh Kudus kepada
orang percaya. Meskipun di sini ia tidak menegaskan sifat-sifatnya, kita dapat
menyimpulkan sifat-sifat itu dari ayat-ayat lain.
1) Kata-kata hikmat. Ini merupakan ucapan yang
berhikmat melalui pekerjaan Roh Kudus. Inilah penerapan penyataan Firman Allah
atau hikmat Roh Kudus pada suatu keadaan atau masalah yang khusus (Kis 6:10; Kis 15:13-22).
Akan tetapi, ini tidak sama dengan memiliki hikmat Allah untuk kehidupan
sehari- hari. Hikmat itu dicapai dengan belajar yang rajin dan merenungkan
jalan Allah dan Firman-Nya, dan melalui doa (Yak 1:5-6).
2) Kata-kata pengetahuan. Ini merupakan ucapan yang
diilhami oleh Roh Kudus yang menyingkapkan pengetahuan tentang orang, keadaan,
atau kebenaran alkitabiah. Ini sering berhubungan erat dengan nubuat (Kis 5:1-10; 10:47-48; 15:7-11; 1Kor 14:24-25).
3) Iman. Ini bukan iman yang menyelamatkan, melainkan
iman adikodrati khusus yang diberikan oleh Roh Kudus yang memungkinkan orang
Kristen mempercayai Allah untuk melakukan perkara yang luar biasa dan ajaib.
Ini adalah iman yang memindahkan gunung (1Kor 13:2) dan
sering ditemukan berkombinasi dengan penyataan lain seperti penyembuhan dan
mukjizat (lih. cat. mengenai iman yang sejati dalam
4) Karunia-karunia untuk menyembuhkan. Karunia-karunia
ini diberikan kepada jemaat untuk memulihkan kesehatan jasmani dengan memakai
sarana adikodrati (Mat 4:23-25; 10:1; Kis 3:6-8; 4:30).
Bentuk jamak (dalam perkataan "karunia-karunia") menunjukkan
penyembuhan berbagai macam penyakit dan menganjurkan bahwa setiap tindakan
penyembuhan merupakan suatu karunia yang khusus dari Allah. Sekalipun
karunia-karunia untuk menyembuhkan ini tidak dikaruniakan kepada setiap anggota
tubuh dalam suatu cara yang istimewa (bd. 1Kor 12:11,30),
namun semua anggota boleh mendoakan orang sakit. Pada waktu ada iman, orang
yang sakit itu akan disembuhkan
Kesembuhan dapat juga terjadi sebagai hasil dari
ketaatan terhadap petunjuk- petunjuk dalam Yak 5:14-16
5) Kuasa untuk mengadakan mukjizat. Ini merupakan
perbuatan-perbuatan kuasa adikodrati yang dapat mengubah tatanan hukum alam
yang normal. Hal-hal itu meliputi tindakan-tindakan ilahi di mana kerajaan
Allah dinyatakan melawan Iblis dan roh-roh jahat
6) Bernubuat. Kita harus membedakan di antara nubuat
sebagai suatu penyataan sementara dari Roh (1Kor 12:10)
dan nubuat sebagai suatu karunia pelayanan jemaat (Ef 4:11).
Sebagai suatu karunia pelayanan, nubuat hanya diberikan kepada beberapa orang
percaya, yang kemudian harus berfungsi sebagai nabi di dalam jemaat
Sebagai penyataan rohani, nubuat itu sebenarnya
tersedia bagi setiap orang Kristen yang dipenuhi Roh (Kis 2:17-18).
Perihal nubuat sebagai suatu penyataan rohani:
(a) Nubuat merupakan suatu karunia istimewa yang
memungkinkan orang percaya untuk meneruskan perkataan atau penyingkapan secara
langsung dari Allah di bawah dorongan Roh Kudus (1Kor 14:24-25,29-31). Ini bukanlah penyampaian sebuah khotbah yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
(b) Baik dalam PL maupun dalam PB, pada pokoknya nubuat
bukanlah pemberitahuan mengenai masa depan, melainkan pemberitaan kehendak
Allah, mendorong dan memberi semangat kepada umat Allah untuk meraih kebenaran,
kesetiaan, dan ketekunan (1Kor 14:3;
lih. art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA).
(c) Berita itu mungkin menyingkapkan keadaan hati
seseorang (1Kor 14:25)
atau memberikan kekuatan, dorongan, penghiburan, peringatan, dan hukuman (1Kor 14:3,25-26,31).
(d) Jemaat hendaknya jangan menerima nubuat semacam itu
sebagai suatu pesan yang tidak dapat salah, sebab akan ada banyak nabi palsu
yang memasuki gereja (1Yoh 4:1).
Karena itu, semua nubuat harus diuji kemurnian dan kebenarannya (1Kor 14:29,32;
1Tes 5:20-21)
dengan bertanya apakah itu sesuai dengan Firman Allah (1Yoh 4:1),
apakah itu memajukan kehidupan yang saleh (1Tim 6:3), dan
apakah itu diucapkan oleh seorang yang dengan tulus hidup di bawah ketuhanan
Kristus (1Kor 12:3).
(e) Nubuat dijalankan di bawah kehendak Allah dan bukan
kehendak manusia. PB tidak pernah menunjukkan bahwa jemaat secara aktif mencari
penyataan atau petunjuk dari mereka yang mengaku sebagai nabi. Nubuat diberikan
kepada jemaat hanya pada waktu Allah memprakarsai beritanya (1Kor 12:11; 2Pet 1:21).
7) Membedakan bermacam-macam roh. Karunia ini merupakan
kemampuan khusus yang diberikan oleh Roh untuk membedakan dan menilai
nubuat-nubuat secara tepat dan membedakan apakah ucapan itu berasal dari Roh
Kudus atau bukan (1Yoh 4:1;
Menjelang akhir zaman ini ketika guru palsu
dan pemutarbalikan Kekristenan yang alkitabiah akan
berkembang secara pesat
maka karunia ini akan menjadi sangat penting bagi
jemaat.
8) Berkata-kata dengan bahasa roh (yang berbeda-beda).
Berhubungan dengan "bahasa roh" (Yun. _glossa_, artinya: bahasa)
sebagai suatu penyataan adikodrati dari Roh Kudus, hal-hal berikut perlu
diperhatikan:
(a) Bahasa roh itu boleh jadi suatu bahasa yang ada di
bumi (Kis 2:4-6)
atau suatu bahasa yang tidak dikenal di bumi, misalnya, "bahasa
malaikat" (1Kor 13:1; 1Kor 14:1-40;
lih. catatan-catatan dalam pasal 14
Bahasa semacam itu tidak pernah dipelajari dan sering
kali tidak dapat dipahami baik oleh pembicara (1Kor 14:14)
maupun oleh para pendengar (1Kor 14:16).
(b) Berkata-kata dengan bahasa roh melibatkan roh
manusia dan Roh Allah yang berbaur sehingga orang percaya itu berkomunikasi
langsung dengan Allah (yaitu, dalam doa, pujian, ucapan berkat, dan ucapan
syukur), sambil mengungkap atau berbicara pada taraf roh manusia dan bukan
pikirannya (1Kor 14:2,14)
dan berdoa bagi diri sendiri atau orang lain di bawah pengaruh langsung Roh
Kudus, terpisah dari kegiatan pikiran sendiri (bd. 1Kor 14:2,4,15,28; Yud 1:20).
(c) Bahasa roh dalam perhimpunan jemaat harus disertai
penafsiran yang dikaruniakan Roh yang akan menyampaikan isi dan arti dari
ucapan itu kepada perhimpunan orang percaya (1Kor 14:3,27-28).
Ucapan ini mungkin berisi suatu penyataan, pengetahuan, nubuat atau pengajaran
bagi jemaat (bd. 1Kor 14:6).
(d) Berkata-kata dengan bahasa roh di dalam perhimpunan
jemaat harus diatur. Pembicara tidak boleh "dalam keadaan ekstase"
atau "lepas kendali" (1Kor 14:27-28;
9) Menafsirkan bahasa roh. Ini merupakan kemampuan yang
diberikan oleh Roh untuk mengerti dan menyampaikan makna suatu ucapan yang
diucapkan dalam bahasa roh. Ketika bahasa roh ini ditafsirkan bagi jemaat, maka
fungsinya adalah sebagai petunjuk untuk penyembahan dan doa ataupun sebagai
nubuat. Perhimpunan orang percaya kemudian dapat ikut serta dalam penyataan
yang diilhamkan oleh Roh ini. Demikianlah, bahasa roh yang ditafsirkan dapat
menjadi suatu sarana membangun jemaat sementara segenap perhimpunan itu menanggapi
ucapan tersebut (bd. 1Kor 14:6,13).
Karunia ini bisa diberikan kepada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh
atau kepada seorang lain. Mereka yang berkata-kata dengan bahasa roh harus
berdoa juga untuk memperoleh karunia menafsirkan bahasa roh (1Kor 14:13).